Batam merupakan salah satu kota industri di Indonesia yang sedang berkembang. Banyak perusahaan-perusahaan besar dari dalam maupun dari luar negeri bersinggah dan di sana kurang lebih 60% penduduknya adalah pekerja. Selain dijadikan batu loncatan ke Singapura, Batam juga mempunyai keunikan yang tidak dimiliki oleh kota-kota lain dan ini menjadi suatu ciri khas tersendiri buat kota Melayu ini.
Jembatan Barelang misalnya. Jembatan ini kokoh berdiri di pinggir kota Batam dan butuh waktu kurang lebih satu jam dari pusat kota Batam menuju jembatan itu. Jembatan yang sangat indah, dengan penyangga-penyangganya yang menopang jalan raya yang melintasi pulau ke pulau.
Nama Barelang sendiri diambil dari singkatan Batam, Rempang dan Galang. Jembatan Barelang terdiri dari enam buah rangkaian jembatan yang menghubungkan tiga pulau tersebut dan pulau-pulau kecil lainnya. Jembatan yang paling panjang dan paling bagus hanya jembatan yang pertama saja, jembatan selajutnya hanya berbentuk jembatan biasa.
Jika Anda hanya mengendarai kendaraan beroda dua, mungkin Anda hanya dapat sampai di jembatan satu dan dua, karena jembatan selanjutnya akan memakan waktu dan jarak yang lebih jauh dan tidak ada pom bensin selama perjalanan menuju ke sana. Namun banyak juga orang yang memaksakan pergi ke pulau Galang (pulau yang paling akhir) dengan menggunakan motor.
Pulau yang paling luas yang dilintasi Jembatan Barelang setelah Batam adalah pulau Rempang. Diperlukan waktu kurang lebih 45 menit untuk melintasi pulau itu, dan setelah Anda berada di pulau Galang, Anda akan melihat keindahan yang ada di pulau tersebut.
Pantai Melur, satu tempat yang sangat nyaman bagi Anda yang penat dengan kehidupan kota ini terletak di pulau Galang. Lautnya yang berwarna biru akan sangat menyejukan hati. Tersedia pula aneka makanan laut atau seafood, mulai dari kepiting, udang, sotong dan ikan yang siap lahap dengan olahan digoreng atau dibakar.
Salah satu obyek wisata di Pulau Batam yang hingga kini belum tersentuh menjadi pilihan bagi wisatawan adalah kawasan eks Kamp Pengungsi Vietnam (Sinam), Pulau Galang (sekitar 50 kilometer selatan Batam). Obyek wisata yang terletak di Desa Sijantung, Kecamatan Galang ini belum dieksplorasi dan dieksploitasi secara profesional. Padahal melihat potensinya, eks Kamp Sinam ini memiliki daya tarik dan nilai jual secara internasional.
Argumentasinya Pulau Galang memang dikenal secara luas bukan hanya di dalam negeri saja, tetapi oleh dunia internasional. Melalui badan internasional, United Nation High Commission for Refugees (UNHCR), Pulau Galang pernah dijadikan sebagai tempat penampungan pengungsi Vietnam sejak tahun 1979 sampai 1996.
Berkaitan dengan ini, diyakini bahwa dengan menyebutkan nama Pulau Galang, orang sudah mengetahuinya. Apalagi para pengungsi yang jumlahnya mencapai 250.000 orang itu sebagian besar dikirim oleh UNHCR ke negara ketiga dan menyebar di negara-negara maju seperti Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan sebagian negara Eropa seperti Perancis.
Selain itu, Kamp Sinam ini juga menyisakan benda-benda peninggalan-peninggalan yang masih bisa dilihat dan ditelusuri. Walau sebagian bentuk asli peninggalannya sudah mulai ada yang punah karena lapuk dan ditumbuhi semak belukar, masih banyak juga yang bisa diselamatkan bangunannya. Paling tidak peninggalan bangunan-bangunan tersebut masih bisa dikonservasi dan direhabilitasi meniru bentuk aslinya.
Jembatan Barelang misalnya. Jembatan ini kokoh berdiri di pinggir kota Batam dan butuh waktu kurang lebih satu jam dari pusat kota Batam menuju jembatan itu. Jembatan yang sangat indah, dengan penyangga-penyangganya yang menopang jalan raya yang melintasi pulau ke pulau.
Nama Barelang sendiri diambil dari singkatan Batam, Rempang dan Galang. Jembatan Barelang terdiri dari enam buah rangkaian jembatan yang menghubungkan tiga pulau tersebut dan pulau-pulau kecil lainnya. Jembatan yang paling panjang dan paling bagus hanya jembatan yang pertama saja, jembatan selajutnya hanya berbentuk jembatan biasa.
Jika Anda hanya mengendarai kendaraan beroda dua, mungkin Anda hanya dapat sampai di jembatan satu dan dua, karena jembatan selanjutnya akan memakan waktu dan jarak yang lebih jauh dan tidak ada pom bensin selama perjalanan menuju ke sana. Namun banyak juga orang yang memaksakan pergi ke pulau Galang (pulau yang paling akhir) dengan menggunakan motor.
Pulau yang paling luas yang dilintasi Jembatan Barelang setelah Batam adalah pulau Rempang. Diperlukan waktu kurang lebih 45 menit untuk melintasi pulau itu, dan setelah Anda berada di pulau Galang, Anda akan melihat keindahan yang ada di pulau tersebut.
Pantai Melur, satu tempat yang sangat nyaman bagi Anda yang penat dengan kehidupan kota ini terletak di pulau Galang. Lautnya yang berwarna biru akan sangat menyejukan hati. Tersedia pula aneka makanan laut atau seafood, mulai dari kepiting, udang, sotong dan ikan yang siap lahap dengan olahan digoreng atau dibakar.
Salah satu obyek wisata di Pulau Batam yang hingga kini belum tersentuh menjadi pilihan bagi wisatawan adalah kawasan eks Kamp Pengungsi Vietnam (Sinam), Pulau Galang (sekitar 50 kilometer selatan Batam). Obyek wisata yang terletak di Desa Sijantung, Kecamatan Galang ini belum dieksplorasi dan dieksploitasi secara profesional. Padahal melihat potensinya, eks Kamp Sinam ini memiliki daya tarik dan nilai jual secara internasional.
Argumentasinya Pulau Galang memang dikenal secara luas bukan hanya di dalam negeri saja, tetapi oleh dunia internasional. Melalui badan internasional, United Nation High Commission for Refugees (UNHCR), Pulau Galang pernah dijadikan sebagai tempat penampungan pengungsi Vietnam sejak tahun 1979 sampai 1996.
Berkaitan dengan ini, diyakini bahwa dengan menyebutkan nama Pulau Galang, orang sudah mengetahuinya. Apalagi para pengungsi yang jumlahnya mencapai 250.000 orang itu sebagian besar dikirim oleh UNHCR ke negara ketiga dan menyebar di negara-negara maju seperti Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan sebagian negara Eropa seperti Perancis.
Selain itu, Kamp Sinam ini juga menyisakan benda-benda peninggalan-peninggalan yang masih bisa dilihat dan ditelusuri. Walau sebagian bentuk asli peninggalannya sudah mulai ada yang punah karena lapuk dan ditumbuhi semak belukar, masih banyak juga yang bisa diselamatkan bangunannya. Paling tidak peninggalan bangunan-bangunan tersebut masih bisa dikonservasi dan direhabilitasi meniru bentuk aslinya.
Pingin juga jalan-jalan kesana tapi belum ada waktu dan kesempatan..
BalasHapus@ Nelson SAragih
BalasHapusKlo Malam Minggu Jembatan I penuh dengan Remaja yg sedang menikmati keindahan Alam
Makasih ya.. udah mampir di blogQ
Wah asik banget tuh tempat
BalasHapus@ Artha
BalasHapusKlo ada waktunya jadilah turis lokal yaaa..
Makasih yeee udah mampir di BlogQ
Pengen juga ke Batam, karena disana banyak teman. Salam kenal bapa tua. Saya Marga Lumbanraja, asal Harian Nainggolan, Samosir. Sekarang ada di Medan.
BalasHapus@ Laston M Nainggolan
BalasHapusSAlam kenal ma ate
Ahu pe Nainggolan Lbn Raja do sian Kec Pakkat.. mauliate da..
Nunga berkunjung tu Blog on asa lam mantap email ma ate.. ida ma di profil i
kapan ya bisa menginjakkan kaki di batam...?? -_-
BalasHapus@Carra
BalasHapusKlo liburan jgn ke luar negri truss
Ke Batam cekali kali dong...
Woouw, mantap Tulang...! Mari sama2 kita promosikan Batam ini menjadi sebuah harapan bagi generasi kita kelak. maju terus tulang. Kapan kita melek2 an lagi???
BalasHapusmakasih atas kunjungannya lae...
BalasHapustringatnya pa betul tuh ada anekdot "Bila Anda Tiba Akan Menyesal"???
wew, pantas saja salah satu sobat dekat saya betah di Batam.
BalasHapusLam kenal Pak.
kapankah aku ke batam :((
BalasHapusPengen nih...
btw salam kenal ya...
@ Pintu Batam,
BalasHapusYa.. amangboru ... leklekan minggu depan kita cari aja yaa
makasih udah mampir
@Nyante Aza
Anekdot tersebut bagi org yang tak dapat kerjalah, dikota manapun seperti itu juga Kebetulan kepanjangan BATAM bisa di pelesetkan
SAlam kenal ya.. makasih udah mampir
@Mrs Intan
Salam Kenal ya.. Temannya betah di Batam mungkin udah dapat kerja yg bagus ya...
Makasih udah mampir
@Rafaeltrisno
Klo liburan ke Batamlah,jgn ke pUncak terus.. ganti suasana dulu.. makasih udah mampir yaa
hahaha
BalasHapuskalo malam minggu, jembatan I emang penuh dengan remaja, tapi bukannya nikmatin alam, malah peluk2an, cium-ciuman dan bahkan melakukan adegan2 lain, kek udah suami istri
jangan pernah lah kesana pas malam minggu, kecuali kalo memang mau liat yang begituan
@ Alisyah
BalasHapusKlo yang saya lihat ya... belum pernah saya lihat yang begituan.. dan yg saya liat adalah remaja remaja yg menikmati keindahan alam
Makasih yaaa udah mampir di blogQ....
He he he. oh iya jangan2 mbak alisyah nih salah satu pelaku atau korban yah.... hik..hik hik.
BalasHapus@ Pintu Batam,
BalasHapusMudah mudahan nggak ya.. hanya visual and opini ...Katanye dia memang sekarang tinggal di Batam
jadi pingin loch ke Batam....,
BalasHapussalam kenal balik. tksh.
kalo menurut saya, pembangunan jembatan ini belum optimal/ malah gagal dari tujuan utamanya sebagai objek wisata maupun sebagai media penghubung antar pulau mengingat periode/ jangka waktu penyelesaian pembangunan sampai dengan saat ini. tentunya saya punya alasan knp saya sebut "gagal" Dari segi ekonomi apa sih yg sudah didapat barelang? knp tdk di optimalkan dengan menggenjot pembangunan infrastruktur pendukung lainnya (iq:hotel, taman bermain, bila perlu kawasan kasino) anyway, saya tdk menyalahkan pemilik blog dlm hal ini yaa, harapan saya komen ini bisa dibaca oleh bpk2 yg berkepentingan dlm mengurus objek wisata barelang kebanggaan masyarakat batam itu, Terima kasih pak nainggolan jika berkenan approval komen ini, HORAS...
BalasHapusSudah lama sekali saya nggak ke Batam entah bagaimana sekarang perkembangannya... dulu sewaktu saya menetap di Singapore hampir tiap ahir pekan saya ke Batam melalui Ferry terminal di World Trade centre...
BalasHapusmudah mudahan saya bisa ke sana lagi supaya bisa ertemu dengan appara di sana ... he..he..he...
Salam kenal ito,,gw br. nainggolan jg..
BalasHapusgw dl pgn bgt ke batam, coz ad kluarga gw di sono..
tp ampe skrg lom tercapai,,,
krn sbk kerja.
hehehhehe..
@ Michael Siregar
BalasHapusSAya harapkan kamu bisa datang appara kutunggu ya...
@ Ito Boru Nainggolan
Senang ketemu sama itoku nanti klo datang ke Batam email ke itomu yaaa
helooooooooooooo......
BalasHapusito, gw mo nny neh,,
gmn seh sebenar na keadaan di batam itu,,
khusus na bwt cewe2...
ap bener cewe2 di sono ga aman,,
coz, gw denger dr org2 yg dr sono,yahh,,lumayan serem seh crta na,,
hehehehhe........
@ Imel Nainggolan
BalasHapusIto.. tak seseram yg ito dengerlah
Dimana mana namanya cewek tak boleh sendirian jalan klo malam,harus bertemanlah.Karena memang zaman sekarang termasuk preman yg nekad mungkin karena desakan ekonomi,sehingga para pengangguran itu makin menjadi - jadi. Dan itu bukan hanya di Batam di semua kota metropolitan.
Ito klo bisa ke emailku aja yaaa
eh batam gimana perkembangannya ? pasti makin rame ya. ditinggal sebentar aja langsung banyak bangunan baru.
BalasHapuskeren yak jembatannya hehehe
@ Mercuryfalling
BalasHapusPembangunan sangat pesat jembatannya ada 5